Mungkin selama ini kita mendengar kata-kata “LOYALITAS TANPA BATAS” dalam mendukung persija jakarta. Yah kita semua udah tw lah apa arti dari loyalitas itu dan kita tw bagaimana loyalitas jakmania dalam mendukung persija, kita selalu ada di saat pertandingan kandang bahkan di saat tandang pun jakmania selalu hadir kemanapun persija berlaga. Itu merupakan sudah tugas dan bahkan menjadi kewajiban bagi jakmania yang merupakan harga mati yang sudah tidak bisa ditawar2 lagi. Namun, saat in mungkin kata2 yang pas untuk para jakmania tanpa meninggalkan loayalitas tanpa batas adalah LOYALITAS TANPA RUSUH, ini sih menurut gw gak tw menurut pandangan lu semua kan. Seperti yang kita tw kan, akhir2 ini kita lihat di media massa yang memberitakan tentang bentrokan2 sehabis pertandingan persija berlaga, entah itu bentrokan antar jakmania, bentrokan jakmania dengan polisi, yang kita tak tw apa sebab yang membuat bentrokan itu terjadi karena media massa hanya memberitakan bentrokan itu terjadi saja tanpa memberitakan apa sebab bentrokan itu terjadi. Tanpa menjelekan media massa, mungkin yang mereka cari adalah berita yang buruk2 dari jakmania untuk kepentingan nilai jual media massa mereka sendiri, jarang sekali ada media massa yang memberitakan nilai baik dari jakmania, karena mereka nama baik jakmania sedikit agak jelek. Tapi masa bodo omongan di koran lah, kembali pada judul artikel ini lagi. Sebenernya apa sih yang membuat para rekan2 ini melakukan hal bodoh seperti ini? Apa motif dari semua ini? Kita kan satu keluarga besar, kita ada juga karena persija, tanpa persija jakmania gak bakal ada. Dari hanya beberapa orang saja yang mendirikan jakmania ini hingga sampai memiliki korwil2 yang tersebar di berbagai daerah bahkan lahir komunitas2 yang mengatas namakan diri mereka itu lahir dan berjuang untuk persija. Aneh memang jika dipikir secara logika, masa satu keluarga berkelahi seharusnya kan kalo saudara itu selalu ada saat suka maupun duka saat susah maupun senang dan selalu bersama menjalin rasa persaudaraan bukan saling membantai satu sama lain. Dulu waktu markas persija masih di lebak bulus, hal seperti ini sangat jarang terjadi. Ada memang sedikit gesekan di beberapa pertandingan tetapi tidak seperti sekarang hampir setiap pertandingan terjadi bentrokan antar jakmania. Mengapa semua ini terjadi ? klo emang datang ke stadion hanya untuk membawa virus2 negatif mending gak uasah pada datang, nonton di layar kaca aja daripada membuat keributan di stadion. Klo hanya nama kelompok daerah yang dibawa mah mending ikut aja acara kontes di tv supaya nama daerah lu terkenal di tv. Tapi itu hak mereka kan masa kita larang2 untuk datang ke stadion. Dulu klo gw kemana2 apa entah itu gw lagi di kampus, di jalan, dan di rumah ada aja orang yang ngeledek sindiran seperti ini “jakmania mah buat rusuh doang bisanya”, langsung gw bales omongan orang itu “itu kan kata lu bukan kata gw”. Tapi sekarang klo ada orang yang ngomong kyak gitu lagi gw hanya bisa tersenyum terus pergi ninggalin orang itu dengan perasaan malu, kenapa gw mesti malu? Kan yang membuat kerusuhan itu bukan gw, tapi itulah yang gw sebut tadi diatas, bahwa kita itu keluarga besar, satu sakit yang lain juga itu sakit. Mikir jauh seharusnya kita ke depan apa yang kita lakukan itu akan menimbulkan efek apa. Klo udah seperti ini kan , banyak orang yang berpikiran jakmania itu biang rusuh, belum lagi buat para jakmania cilik yang mau datang ke stadion pasti susah dapet izin dari orang tua mereka, yang paling buruknya adalah partai kandang persija gak dapet izin dari bapak polisi. Ayolah kita tunjukan pada masyarakat klo jakmania itu gak sesempit apa yang mereka pikirkan, klo jakmania itu ada sisi positifnya. Kita kemanakan kata2 yang pernah ada seperti SATU JAKARTA SATU bukan SATU KELOMPOK SATU. Tanamkanlah LOYALITAS TANPA BATAS DAN LOYALITAS TANPA RUSUH untuk kemajuan jakmania ke depannya. BERJUANG UNTUK PERSIJA ( BARISAN ORANGE ) |
Kamis, 21 April 2011
Loyalitas Tanpa Rusuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar